Gei, Aku nggak bisa bohong! Aku kehilangan dia. Seperti ada ruang kosong yang mengangga di hidupku, setelah aku memutuskan, untuk berhenti mengharapkannya. Gei, Rasa kehilangan itu ternyata sangat sakit. Aku bisa tersenyum, tertawa, seolah semua berjalan biasa. Tapi hatiku, kosong, hampa. Gei, Dia adalah semangat hidupku. Perubah hidupku. Tapi akal sehatku, memaksaku untuk melupakannya. Moral, tanggung jawab, takdir, semua tidak berujung padanya. Bagai dua kutub yang saling bertentangan. Dan akan sangat bodoh, untuk memaksakannya bertemu. Akan sangat sakit, lelah! Gei, Biarlah kujalani takdirku. Bukankah itu suratan yang harus aku terima? Terlanjur! Lagipula, untuk apa memperjuangkan orang yang bahkan tidak peduli pada kita. Orang yang hanya mempermainkan hati dan hidup kita. Sebuah kesalahan besar, bila aku meninggalkan orang-orang yang mencintaiku, membutuhkanku, menyayangiku dengan utuh, untuk seseorang, yang sama sekali tidak menginginkanku. Yang bahkan memperlakukank...